Senin, 09 Januari 2017

Legenda Putri Gading Cempaka dari Bengkulu


Legenda Putri Gading Cempaka dari Bengkulu Dahulu didaerah bengkulu tinggi pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama kerajaan sungai serut. Raja pertama kerajaan ini bernama Ratu Agung, Ratu Agung memerintah negri itu dengan arif dan bijaksana. Ratu Agung mempunyai 6 orang putra dan seorang putri, keenam putra tersebut adalah Kelamba Api atau Raden Cili, Manuk Mencur, Lemang Batu, Tajuk Rompong, Rindang Papan, Anak Dalam, Yang bungsu adalah Putri Gading Cempaka. Selain karena kepemimpinan Ratu Agung kerajaan ini menjadi terkenal juga karena kecantikan Putri Gading Cempaka. 
Suatu hari Ratu Agung sakit keras ia mendapat firasat bahwa ajalnya tidak lama lagi tiba, sang raja pun mengumpulkan ketujuh anaknya untuk menyampaikan wasiatnya. 
"Wahai anak-anak ku ayahanda tak akan lama lagi hidup di dunia ini, maka sebelum itu ayahanda akan menitipkan dua wasiat pada kalian". Kata sang ayah dengan suara lirih, wasiat pertama sang raja adalah penunjukan anak dalam sebagai bakal dalam pengganti dirinya sebagai raja. Sementara wasiat yang kedua adalah jika negri sungai serut ditimpa musibah besar dan tidak bisa lagi dipertahankan anak-anaknya diminta menyingkir ke gunung bungkuk, kelak disana akan datang seorang raja yang berjodoh dengan anak gadisnya tercinta Putri Gading Cempaka. 

Ketika Raja wafat wasiat pertama segera dipenuhi anak-anaknya, anak dalam menjadi raja dan nama kerajaan sungai serut diganti menjadi kerajaan bangka hulu. Adik dan kakaknya saling memdukung dan tidak ada rasa iri karena ia yang dipilih almarhum ayah mereka, seperti ayahnya raja anak dalam adalah pemimpin yang arif sehingga kemasyuran kerajaan ini tetap berkibar hingga kebanyak negri termasuk juga tentang kecantikan putri gading cempaka yang mulai beranjak dewasa.
 
Suatu hari utusan raja muda aceh hendak melamar adik dari anak dalam yaitu putri gading cempaka. Tentu saja lamaran ini ditolak karena raja anak dalam ingat wasiat dari ayahnya almarhum, karena penolakan itu raja muda aceh pun berang ia segera mengirim pasukannya untuk menyerang kerajaan bangka hulu, peperangan ini mengakibatkan derita yang amat besar bagi rakyat serta keluarga kerajaan bangka hulu.
Raja anak dalam teringat pesan dari ayahandanya almarhum,
"Wahai saudara-saudaraku, sesuai dengan pesan ayahanda bahwa jika negri ini sudah tidak aman lagi kita disarankan menyingkir ke gunung bungkuk". Kata raja anak dalam.
Kemudian mereka bersama-sama menuju ke gunung bungkuk untuk menyelamatkan diri, sepeninggal raja anak dalam keadaan kerajaannya makin kacau perang saudara terjadi disana-sana, lalu muncullah maha raja sakti ia adalah utusan kerajaan pada ruyung kerajaan minangkabau untuk mendamaikan pertikaian tersebut. Usaha maha raja sakti berhasil kerajaan bangka hulu kemabali tenang dan aman. Atas usul banyak orang maha raja sakti diminta menjadi raja dikerajaan bangka hulu.

Setelah mendapat restu dari sultan pagar ruyung maha raja sakti dinobatkan menjadi raja kerajaan bangka hulu. Upara penobatan maha raja sakti pun dilaksanakan dibalai room kerajaan pagar ruyung. Setelah upacara penobatan maha raja sakti segera menuju kerajaan bangka hulu, rencananya dikerajaan ini ia pun akan melakukan upacara penobatan tapi sebelum hal itu dilakukan terjadi hujan badai, berhari-hari hingga rencana penobatan itu tidak jadi dilakukan. Pada malam hari baginda maha raja sakti bermimpi melihat seorang putri yang berjalan ditengah badai, anehnya tubuh putri itu tidak terkena badai sedikutpun. Saat ia berdcerita kepada para tetua mereka pun berkata bahwa memang ada putri cantik itu bernama putri gading cempaka.

Setelah mendengar cerita putru gading cempaka baginda  maha sakti berniat hendak melamarnya. Ia pun mengirim utusan untuk melamar sang putri. Raja anak dalam yang dalam masa pelariannya bersama saudaranya menetima pinamgan maha raja sakti. Hal ini adalah wasiat terkhir dari ayahanda tercinta.tak lama kemudian pesta pernikahan dengan mewah dan meriah.


Setelah maha raja sakti dan putri gading cempaka menikah dibangunlah istana yang megah sebagai pusat pemerintahan karena letak istana ini, itu berada dikuala sungai lemau maka kerajaan itu pun berganti nama lagi menjadi kerajaam sungai lemau.

Cerita Legenda Putri Ayu dari Bali


Cerita Legenda Putri Ayu dari BaliPada zaman dahulu 4 orang anak raja,yaitu 2 laki-laki dan dua perempuan ingin sekali keluar mencari hal baru diluar istana,maklum sebagai anak raja mereka tidak diperbolehkan pergi jauh dari lingkungan istana. 
Suatu hari keempatnya mencium sesuatu yang harum sekali merekapun tertarik untuk mengetahui asal dari bau tersebut. Lalu mereka meminta izin kepada orang tuanya  untuk mencari dari mana bau harum itu berasal.mereka berjalan kearah timut menyusuri pantai utara bahkan smpai menyebrangi pulau bali.perjalanan mereka pun menempuh rintangan teasuk bertemu dengan binatangbuas.sepwrti harimau dan ular, tapi mereka dapat melaluinya dengan baik.setibanya di kaki gunung bartur sang putri bungsu jatuh conta dengan pemandangan disana. Dan memutuskan untuk berdiam dipure bartur dilereng gunung bartur. Ketiga kakaknya tidak setuju namun sang putri tetap pada pendiriannya. Akhirnya ia ditinggal sendirian disana.

Ketiga kakaknya pun kembali meneruskan perjalanan kembali mencari bau harum yang belum juga mereka temui, ketika mereka tiba di suatu tempat yang datar disebelah barat daya danau ketiganya mendengar kicauan seekor burung karena girangnya mendengar suara burung saudara ketiga berteriak- teriak. " aku mau menangkap burung itu" 
Sang kakak tertua tidak suka dengan kelakuan adik laki-lakinya itu. Ia segera meminta adiknya untuk berhenti, " jangan teruskan keingannmu itu, perjalanan kita masih jauh".
"Tidak aku masih mau mengejar burung itu dan menangkapnya," sang adik pun tidak menghiraukan  perkataan kakaknya hanya mengejar terus burung itu. Akhirnya kedua kakaknya meninggaknnya karena tidak menurut. Ketika meteka tiba disuatu daerah lain, mereka menemukan 2 wanita seorang diantaranya sedang mencari kutu dikepala yang lainnya. Adik kedua yang berjenis kelamin perempuan mendadak tertarik sekali untuk ikut bersama  dua wanita yang sedang mencari kutu itu. Kakak tertua yangbl mengetahui hal itu kembali marah dan meminta adiknya itu untuk meneruskan kembali perjalanan atau tinggal saja disana. Sang adik memilih tinggal saja disana. Kakak tertua itu pun  akhirnya meneruskan sendiri perjalanannya.

Tiba didesa Trunyan bali sang kakak tertua itu beristirahat dibawah sebuah pohon paru menyan, ketika hidungnya mengendus-endus bau harum yang semerbak disekitarnya barulah ia sadar bahwa bau harum yang selama ini ia cari itu berasal dari pohon itu, berbarengan dengan itu sekonyong-konyong ia melihat seorang putri yang cantik sekali, sang kakak terpesona karenanya. " Duhai putri ayu siapakah gerangan dikau, apakah kau seorang dewi". Putri ayu itu tersenyum " aku hanya manusia biasa penduduk disini,jika kau ingin mengetahuii siapa aku tinggalah disini dan datanglah kepada keluargaku".
Maka tanpa ragu ia pun berniat hendak tinggal didesa itu, tak lama putra sulung itu kemudian menikahi putri ayu dan bahkan menjadi kepala desa disana. Kakak tertua itupun hidup berbahagia bersama anak-anaknya.


Dari kisah diatas tersebut mempunyai pesan moral yaitu " kejarlah cita-citamu walaupun banyak halangan yang menghadang".